Dengan ilmu fisika, terbukti bahwa Tuhan itu ada
Tuhan itu ada.
Bukti yang paling jelas adanya Allah adalah ciptaan-Nya, serta hal itu merupakan pengetahuan yang paling mantap. Bukti ini mendorong kita untuk beriman bahwa tidak diragukan lagi alam ini mempunyai Tuhan. Kita tidak mampu memahami diri kita dan memberikan panafsiran tentang kenyataan alam tanpa adanya iman kepada Allah
Tuhan itu ada |
Adanya alam serta organisasinya yang menakjubkan dan rahasia-rahasianya yang pelik, tidak boleh tidak semuanya memberikan penjelasan bahwa ada sesuatu kekuatan yang telah menciptakannya, suatu “Akal” yang tidak ada batasnya. Setiap manusia normal percaya bahwa dirinya “ada” dan percaya pula bahwa alam ini “ada”. Dengan dasar itu dan dengan kepercayaan inilah dijalani setiap bentuk kegiatan ilmiah dan kehidupan.
Jika kita percaya tentang eksistensi alam, secara logika kita harus percaya tentang adanya Pencipta alam. Pernyataan yang mengatakan : ”Percaya adanya makhluk, tetapi menolak adanya Khaliq” adalah suatu pernyataan yang tidak benar. Kita belum pernahg mengetahui adanya sesuatu yang berasal dari tidak ada tanpa diciptakan. Segala sesuatu bagaimana pun ukurannya, pasti ada penyebabnya. Oleh karena itu bagaimana kita akan percaya bahwa alam semesta yang demikian luasnya, ada dengan sendirinya tanpa pencipta?
Sampai abad ke-19 pendapat yang mengatakan bahwa alam menciptakan dirinya sendiri (alam bersifat azali) masih banyak pengikutnya. Tetapi setelah ditemukan “hukum kedua termodinamika” pernyataan ini telah kehilangan landasan berpijak. Hukum tersebut yang dikenal dengan hukum keterbatasan energy atau teori pembatasan perubahan energy panas membuktikan bahwa adanya alam tidak mungkin bersifat azali. Hukum tersebut menerangkan bahwa energy panas selalu berpindah dari keadaan panas beralih menjadi tidak panas. Sedang kebalikannya tidak mungkin, yakni energy panas tidak mungkin berubah dari keadaan yang tidak panas menjadi panas. Perubahan energy panas dikendalikan oleh keseimbangan antara “energy yang ada” dengan “energy yang tidak ada”.
Sesuai dengan penemuan ilmiah ini, maka “ketidakmampuan proses kerja alam”, hari demi hari semakin bertambah dan pada suatu ketika energy panas seluruh benda yang ada akan menjadi sama. Pada waktu itu energy mana pun tidak aka nada gunanya bagi kehidupan. Akibatnya akan berakhirlah semua proses kimia dan fisika dan dengan sendirinya akan berakhir pula”kehidupan”. Bertitik tolak dari kenyataan bahwa proses kerja kimia dan ilmu fisika di alam terus berlangsung, serta kehidupan tetap berjalan, hal itu membuktikan secara pasti bahwa alam bukanlah bersifat azali. Seandainya alam ini azali, maka sejak dulu alam sudah kehilangan energinya, sesuai dengan hukum tersebut dan tentu tidak aka nada lagi kehdupan di alam ini.
Sehubungan dengan pembuktian ilmiah ini, Edward Luther Csel mengatakan:
“Dengan demikian penelitian ilmiah tersebut membuktikan bahwa alam mempunyai permulaan. Dengan sendirinya hal tersebut membuktikan pula adanya Tuhan. Sebab segala sesuatu yang mempunyai permulaan tidak mungkin terjadi dengan sendirinya dan tidak boleh tidak alam perlu pada penggerak pertama, yakni zat Pencipta, Allah”
Sejulah bukti fisik menunjukkan bahwa alam tidak terdapat sejak zaman azali dan alam mempunyai umur yang terbatas. Sebagai contoh ilmu astronomi membuktikan bahwa alam selalu melebar. Setiap kelompok bintang dan semua benda langit satu sama lain semakin saling berjauhan dengan kecepatan luar biasa. Keadaan demikian memungkinkan kita menerima adanya waktu permulaan bahwa pada waktu itu semuanya saling berkumpul dan bergabung satu sama lain, kemudian mulai muncul gerakan dan panas. Pada sarjana menduga bahwa terjadinya alam ini adalah akibat ledakan yang luar biasa, sejak 5.000.000.000.000 tahun yang lalu.
Sumber: tentang islam
0 Response to "Dengan ilmu fisika, terbukti bahwa Tuhan itu ada"
Post a Comment