Makalah Ilmu Tafsir: Metode Tafsir Tahlili - Mencari Pendidikan

Makalah Ilmu Tafsir: Metode Tafsir Tahlili

Sejarah  awal mula metode tafsir tahlili

1. Latar Belakang

Makalah Ilmu Tafsir: Metode Tafsir Tahlili
Ilmu tafsir
Ketika seorang manusia sudah bersyahadat atau sudah berikrar mempercayai bahwa tiada Tuhan selain Allah yang wajib untuk disembah dan bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah Nabi yang diutus oleh-Nya, dengan demikian manusia tersebut harus menjalankan apa yang diperintahkan oleh-Nya dan harus menjauhi apa yang dilarang oleh-Nya.

Salah satu perbuatan yang diperintahkan oleh Allah adalah kewajiban untuk membaca a-lqur’an, memahami, mempraktekan dan membantu orang lain untuk memahami isi dari al-qur’an.
Akan tetapi untuk memahami ayat dalam al-qur’an tidak semudah manusia yang pikirkan, ada banyak hal yang harus dilakukan untuk memahaminya, salah satu untuk memahami sebuah ayat dari al-qur’an adalah dengan menggunakan ilmu tafsir.

Ada banyak metode dalam ilmu tafsir untuk memahami sebuah ayat dalam al-qur’an, salah satunya adalah metode tafsir tahliliy. Tafsir tahliliy adalah metode tafsir yang menjelaskan kandungan ayat-ayat al-qur’an dari seluruh aspek. 

Maka dari itu, fokus kajian pada makalah ini dikhususkan untuk mengkaji tentang Metode Tafsir Tahliliy sebagaimana dirumuskan dibagian berikutnya dalam bentuk pertanyaan.


2. Rumusan Masalah


  1. Bagaimana Pengertian Metode Tafsir Tahliliy?
  2. Bagaimana Asal Mula Metode Tafsir Tahliliy?
  3. Bagiamana Ciri Metode Tafsir Tahliliy?
  4. Keutamaan Dan Kelemahan Dari Metode Tafsir Tahliliy?
  5. Siapakah Tokoh Metode Tafsir Tahliliy Dan Apa Karyanya?

3. Tujuan

1) Mengetahui Pengertian Metode Tafsir Tahliliy
2) Asal Mula Metode Tafsir Tahliliy
3) Mengetahui Ciri Metode Tafsir Tahliliy
4) Mengetahui Keutamaan Dan Kelemahan Dari Metode Tafsir Tahliliy
5) Mengetahui Siapakah Tokoh Metode Tafsir Tahliliy Dan Apa Karyanya

1). Pengertian Metode Tafsir Tahliliy

Menurut al-Farmawi yang dikutip dalam al-Fatih suryadilaga, beliau memberikan definisi mengenai tahliliy. Menurutnya, tahliliy merupakan salah satu metode tafsir yang menjelaskan kandungan ayat-ayat al-qur’an dari seluruh aspek. 

Begitu pula, definisi menurut Qurasih Shihab, metode tahlili sebagai suatu metode tafsir yang mufasirnya berusaha menjelaskan kandungan ayat-ayat al-qur’andari berbagai segi dan memperhatikan runtutan ayat-ayat al-qur’an sebagaimana tercantum didalam mushaf. 

Dan juga yang tuliskan oleh Rosihon anwar dalam buku Ilmu fasir, bahwa metode tafsir tahliliy berarti menjelaskan ayat-ayat al-qur’an dengan meneliti aspeknya dan menyingkap seluruh maksudnya, mulai dari uraian makna kosakata. 

Makna kalimat, maksud setiap ungkapan, kaitan antara pemisah (munasabat), hingga sisi keterkaitan antarpemisah itu (wajh Al-munasabat) dengan bantuan asbab an-nuzul, riwayat-riwayat yang berasal dari Nabi SAW, sahabat dan tabi’in. Prosedur ini dilakukan dengan mengikuti susunan mushaf, ayat per ayat dan surat per surat. Metode ini terkadang menyertakan pula perkembangan kebudayaan generasi Nabi sampai tabi’in, terkadang pula diisi dengan uraian-uraian kebahasan dan materi-materi khusus lainnya yang kesemuanya ditujukan untuk memahami al-qur’an yang mulia ini. 

Dari banyaknya pengertian diatas, dapat kita pahami bahwa penafsir yang menggunakan metode ini harus menfasirkan ayat-ayat al-qur’an secara runtut, ayat demi ayat dan surah demi surah, menjelaskan setiap ayatnya secara detail yang meliputi beberapa hal antara lain, isi kandungan ayatnya, asbab al nuzulnya, dan lain-lain. 

Di samping itu juga penafsir dapat mengemukakan kaitan antara ayat-ayat dan relevansinya dengan surat sebelum dan sesudahnya. Metode ini menerangkan arti ayat-ayat Al-Qur’an dari berbagai segi sesuai urutan surah dalam mushaf dengan mengedepankan kandungan kosakata. Hubungan antar ayat, hubungan antar surah, asbab an-nuzul, hadis-hadis yang berhubungan,pendapat para ulama salaf, serta pendapatnya sendiri.

2). Asal Mula Metode Tafsir Tahliliy

Metode tahlili adalah metode yang paling tua.  Tafsir ini berasal sejak masa para sabahat Nabi saw. pada mulanya terdiri dari tafsiran atas beberapa ayat saja, yang kadang-kadang mencakup penjelasan mengenai kosakatanya. Dalam perjalanan waktu, para ulama tafsir merasakan kebutuhan  adanya tafsir yang mencakup seluruh isi al-Qur’an. 

Karenanya pada akhir abad ketiga dan awal abad keempat Hijriah (ke-10 M), ahli-ahli tafsir seperti Ibn Majah, al-Tabari dan lain-lain lalu mengkaji keseluruhan isi al-Qur’an dan membuat model-model paling maju dari tafsir tahlili ini. 

Dalam melakukan penafsiran, para musfasir memberikan perhatian sepenuhnya kepada semua aspek yang terkandung dalam ayat yang ditafsirkan sehingga menghasilkan makna yang benar dari setiap bagian al-qur’an. Biasanya musfasir dalam menafsirkan ayat melakukan hal berikut:
  1. Mengemukakan korelasi (muhasabah) antara ayat yang satu dengan ayat yang lainnya, maupun surah dengan surah lainnya, baik sebelum atau sesudahnya.
  2. Menjelaskan asbabun nuzul
  3. Menganalisi mufradat (kosakata) dan lafadznya dari sudut pandang linguistic. Atau degan memberikan penjelasan tentang arti kata yang yang terkandung didalam ayat yang ditafsirkan.
  4. Memaparkan kandungan ayat scara umum dan maksudnya.
  5. Menerangkan unsur-unsur kesastraan seperti kefasihan, kejelasan dan mukjizatnya bila dianggap perlu, terutama apabila ayat-ayat yang ditafsirkan itu mengandung keindahan sastra.
  6. Menjelaskan hal-hal yang bisa diistimbatkan dari ayat tersbut dengan yang berkaitan dengan hukum fiqih, tauhid, akhlak atau lainnya.

3). Ciri Metode Tafsir Tahliliy

Seperti yang dikutip dari buku Ilmu Al-qur’an dan Tafsir karya Holilurohman dkk, tertulis bahwa terdapat ciri dari metode tahliliy. yaitu penafsiran harus secara runtut, ayat demi ayat sesuai dengan mushaf, dapat langsung dipahami dengan jelas.

Begitu pula ciri metode tafsir ini yang dipaparkan oleh Samsurrohman didalam bukunya yang berjudul Pengantar Ilmu Tafsir, yaitu Bentuk tafsir metode ini dapat berbentuk tafsir bi al-ma’tsur dan tafsir bi ar-ra’yi.

Hal itu karena mufasir dapat menafsirkan secara mnenyeluruh. Mufasir juga dapat menafsirkan ayat demi ayat dengan mengikuti tafsir Nabi Muhammad SAW, sahabat, tabi’in, serta tabi’ tabi’in. selain itu mufasir dapat menafsirkan sesuai dengan disiplin ilmu yang menjadi keahliannya. Berikut ini ciri-ciri yang melekat pada metode analitis.
  • Ayat ayat ditafsirkan sesuai dengan urutan yang terdapat dalam mushaf.
  • Penjelasannnya sedikit demi sedikit karena segala segi diteliti, seperti kosakata, munasabah (hubungan), tata bahasa, atau asbab an-nuzul.
  • Menggunakan alat bantu yang efektif berupa disiplin ilmu yang menjadi keahlian mufasir.
  • Menekankan pengertian fiologi sebagai acuan awal.
  • Ayat atau hadis lain yang memiliki kosakata yang sama digunakan sebagai batu loncatan.
  • Mengamati konteks nash untuk menemukan pemahaman ayat.

4). Keutamaan Dan Kelemahan Dari Metode Tafsir Tahliliy

Keutamaan atau kelebihan yang dimiliki oleh Tafsir At- Tahlili adalah sebagai berikut :

a.Ruang lingkupnya sangat luas.

Karena ruang linhgkupnya metode ini, mufasir dapat menggunakan bentuk bi al-ma’tsur dan bi al ra’yi.

b.Memuat berbagai ide


Metode ini memberikan kesempatan yang luas kepada mufasir untuk mencurahkan ide dalam menafsirkan Al Quran. Terlebih lagi bentuk bi ar-ar’yi sehingga dapat melahirkan corak penafsiran yang beragam, lebih berkembang dan mengikuti kebutuhan. Oleh sebab itu, muncul bermacam-macam tafsir, seperti tafsir filsafat, tafsir tasawuf, tafsir fiqh, tafsir ilmiah, tafsir susastra, dan tafsir social. 

Kelemahan yang dimiliki Tafsir At- Tahlili adalah terletak dalam tafsir yang berbentuk bi al-matsur, pendapat mufasir sulit ditemukan karena penafsiran yang dilakukan dengan mengikuti riwayat yang ada. 

5). Tokoh Metode Tafsir Tahliliy Dan Apa Karyanya

1.Tafsir bi al ma’tsur

  • Tafsir Ath-Thabari (Ibnu Jarir Ath-Thabari w.310 H)
  • Tafsir Ma’alim At’Tanzil (Al-Baghawi w.516 H)
  • Tafsir Al-Qur’an Al- Azhim (Ibnu Katsir w. 774 H)
  • Tafsir Ad-Durr Al Mantsur Fi At-Tafsir bi Al-Ma’tsuri (As-Syuyuthi w. 991 H)

2.Tafsir bi Ar-Ra’yi

  • Tafsir Al-Khazin (Al-Khazin w. 691 H)
  • Anwar At-Tanzil wa Asrar At-Taw’il (Al-Baidhawi w.691 H)
  • Al-Kasysyaf (Az-Zamakhsyari w.538 H)
  • ‘Arais Al-Bayan  fi Haqa’iq Al-Qur’an (Asy-Syairazi w.606 H)
  • Tafsir Al-Jawahir fi Tafsir Al-Qur’an (Thanthawi Jauhari)
  • Tafsir Al-Manar (Muhammad Rasyid Ridha w.1935 M)

KESIMPULAN

Metode tafsir tahlili adalah salahsatu metode tafsir yang diharuskan mufasirnya menjelaskan ayat al-qur'an dari beberbagai aspek, mulai dari ayat per ayat, surah demi surah secara detail yang meliputi isi kandungan ayat, asbabun nuzulnya dan lain-lain.

Metode tahlili adalah metode yang paling tua. Tafsir ini berasal sejak masa para sabahat Nabi saw. pada mulanya terdiri dari tafsiran atas beberapa ayat saja, yang kadang-kadang mencakup penjelasan mengenai kosakatanya. Dalam perjalanan waktu, para ulama tafsir merasakan kebutuhan  adanya tafsir yang mencakup seluruh isi al-Qur’an. Karenanya pada akhir abad ketiga dan awal abad keempat Hijriah (ke-10 M), ahli-ahli tafsir seperti Ibn Majah, al-Tabari dan lain-lain lalu mengkaji keseluruhan isi al-Qur’an dan membuat model-model paling maju dari tafsir tahlili ini.

Ciri dari metode tahliliy. yaitu penafsiran harus secara runtut, ayat demi ayat sesuai dengan mushaf, dapat langsung dipahami dengan jelas.
Keutamaan atau kelebihan yang dimiliki oleh Tafsir At- Tahlili adalah Ruang lingkupnya sangat luas dan juga memuat berbagai ide

Sedangkan kelemahan yang dimiliki Tafsir At- Tahlili adalah terletak dalam tafsir yang berbentuk bi al-matsur, pendapat mufasir sulit ditemukan karena penafsiran yang dilakukan dengan mengikuti riwayat yang ada

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, roshion. 2005.  Ilmu Tafsir. (Bandung: CV PUSTAKA SETIA). 
Holilurohman. Tanpa tahun.  Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir. (Bandung: CCV ARMICO). 
Samsurrohman. 2014.  Pengantar Ilmu Tafsir. (Jakarta: Cahaya Prima Sentosa). 
Nasarudin Baidan. 2005. Metodologi Penafsiran Al-Qur’an, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar)

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Makalah Ilmu Tafsir: Metode Tafsir Tahlili"

Post a Comment